Dirjen Pendis: SILE-Project Banyak Beri Manfaat Bagi PTKI

By Admin

nusakini.com-- Kerjasama Kementerian Agama dan Pemerintah Kanada dalam program Supporting Islamic Leadership in Indonesia (SILE-Project) telah berakhir. Berlangsung sejak 2011 2016, SILE-Project dinilai berhasil mengembangkan model Kemitraan Unversitas dan Masyarakat (KUM). 

Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kamaruddin dalam sambutan acara penutupan program ini mengatakan, Supporting Islamic Leadership in Indonesia (SILE) selama ini telah banyak memberi manfaat kepada Kementerian Agama Republik Indonesia khususnya bagi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam. 

"Dulu pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi dilakukan secara terpisah-pisah antara pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. SILE berhasil mentransformasi pendekatan pelaksanaan Tridharma menjadi terintegrasi. Pendekatan baru yang sangat berarti dalam KUM diantaranya Community Based Research (CBR), Service Learning (SL), dan Asset Based Community Development (ABCD)," kata Kamaruddin. 

Dikatakan Kamaruddin, KUM telah mendekatkan perguruan tinggi dengan masyarakat sehingga menghilangkan stereotipe bahwa Perguruan Tinggi bekerja di menara gading. CBR yang sedang menjadi mainstream baru dalam penelitian mulai dipergunakan di PTKI, bahkan Universita Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya sebagai salah satu perguruan tinggi mitra SILE telah bekerjasama dengan UNESCO untuk mengembangkan CBR secara meluas. 

"Service Learning telah membawa perubahan dalam kurikulum dan metode pengajaran yang tidak saja memperkaya pemahaman teori mahasiswa tetapi juga belajar dari pengalaman praktis di lapangan," ujar Kamaruddin. 

Menurutnya, mahasiswa belajar dengan merefleksikan apa yang dipelajari dalam masyarakat. Kemudian dalam pengabdian masyarakat, SILE telah membawa Perguruan Tinggi Keagamaan Islam selangkah lebih maju dengan berkontribusi dalam pemberdayaan masyarakat. 

"Pendekatan ABCD yang diperkenalkan SILE diadopsi dalam Kuliah Kerja Nyata (KKN), bahkan UIN AM dengan ABCD-nya memenangkan Program Universitas Membangun Desa dari KOMPAK-DFAT," ujarnya. 

Sejauh ini, kata Dirjen, kehadiran SILE yang menfasilitasi UIN Alauddin Makassar dan UIN Sunan Ampel bersama mitra OMS-nya untuk merespon isu-isu tatakelola demokratis yang ada di masyarakat seperti konflik, kesenjangan sosial, pelayanan publik dan tata kelola lingkungan hidup yang buruk. 

"SILE memperkenalkan berbagai pendekatan melalui transformatif civic education yang dilakukan PTKI dan OMS mitranya dengan peace education dan konflik manajemen, Kebijakan pengarusutamaan gender dan Kebijakan Pengarusutamaan lingkungan di perguruan tinggi, dan berbagai pendekatan lainnya," ucap Dirjen. 

Selanjutnya, ujar Dirjen, Kementerian Agama akan mereplikasi dan memperluas penerapan KUM di seluruh Perguruan Tinggi Keagamaan Islam di seluruh Indonesia. Selain itu Kementerian Agama juga sedang mempelajari dan mempersiapkan bentuk kerjasama lanjutan dengan pemerintah Kanada di masa datang. 

Duta Besar Kanada untuk Indonesia H.E. Peter MacArthur mengatakan, Pemerintah Kanada sangat gembura bahwa proyek SILE telah membantu dalam meningkatkan nilai-nilai kemitraan universitas-masyarakat, inklusi sosial dan pluralisme yang damai. 

"Ini semua merupakan nilai-nilai yang sama-sama kita miliki antara Kanada dan Indonesia," ujar Dubes. 

Menurut Dubes, prestasi yang paling bernilai dari proyek ini adalah perubahan dalam pola pikir dan dalam sikap. Dikatakannya, perubahan-peruahan yang paling signifikan yang ditunjukkan oleh mitra proyek ini adalah perubahan-perubahan dalam cara mereka bekerja sama dengan orang lain dan cara bagaimana mereka merasa telah diberdayakan untuk mengatasi tantangan-tantangan dan konflik secara konstruktif agar suara mereka dapat diperhatikan dan didengarkan. 

Dubes berharap, benih-benih yang telah ditanam melalui pendekatan dan kemitraan SILE akan terus bertumbuh di masa yang akan datang.(p/ab)